Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatuh Tholibin, Rembang, KH Ahmad Mustofa Bisri mengimbau masyarakat agar tidak berlebihan dalam menyikapi Pilkada Jateng 2018. Ajang itu dinilainya hanya pesta demokrasi semata.
"Pilkada itu masalah lima tahunan, tetapi disikapi secara berlebih-lebihan seolah-olah sampai hari kiamat," kata pria yang akrab disapa Gus Mus ini, Magelang, Sabtu malam 6 Mei 2017.
Masyarakat Jawa Tengah saat ini diminta harus belajar dari pengalaman pilkada yang sudah berlangsung di daerah lain, sehingga memiliki bekal untuk menyikapinya. "Kalau masyarakat Jateng juga menyikapi secara berlebihan berarti kita tidak belajar dari pengalaman. Jadi jangan berlebihan menyikapinya," kata dia.
Gus Mus mengatakan, dalam kehidupan ini sebaiknya kembali pada wejangan para sesepuh dulu. Mereka mengajarkan tentang kesederhanaan dalam hidup. "Dalam bersikap apa saja, semuanya bersikap sederhana. Makan, minum, termasuk senang dan benci jangan berlebihan." jelas dia seperti dikutip dari Antara.
Welcome to Situs Resmi Judi Poker Domino Online Terpercaya
Minimal Deposit & Withdraw Rp. 25.000
Pendaftaran ------>> https://goo.gl/sv3sLC
Menurut Gus Mus, penyebab sesuatu menjadi masalah itu jika disikapi secara berlebihan, terutama dalam membenci atau menyukai sesuatu. Seperti jika mencintai partai secara berlebihan, justru tidak bisa berpikir secara jernih.
"Apalagi kalau kita membenci. Memang sedapat mungkin kita tidak membenci, tetapi yang namanya manusia itu mesti ada senang dan benci. Kalau berlebih-lebihan terutama dalam menyukai atau membenci pasti kita tidak bisa adil, tidak bisa berpikir lurus, tidak bisa objektif," terang Gus Mus.
Menurut dia, adil, objektif akan sulit dicapai kalau bersikap berlebihan. Hal tersebut sesuai dengan tuntunan yang tertuang dalam Alquran.
"Bagi orang Islam di Alquran sudah banyak sekali anjuran untuk bersikap tegak, tidak berlebih-lebihan. Dalam beragama pun, agama Islam juga melarang yang berlebih-lebihan, karena kalau semua berlebihan akan menjadi keras," ungkap Gus Mus.
BACA JUGA :